Powered By Blogger

Jumat, 11 Februari 2011

Pesona Pantai Tasikharjo

TUBAN. kotatuban.com- Bagi Anda yang menjalani usia remaja pada tahun-tahun 70-80-an, saya yakin pasti sangat mengenal tempat wisata Pantai Tasik Harjo. Pada masa-masa itu tempat wisata ini menjadi tempat favorit, terutama bagi pasangan remaja.
Hamparan laut yang seolah tanpa tepi dan pasir pantai yang putih berkilau saat tertempa sinar mentari, selalu menyuguhkan suasana romantis. Terutama saat matahari telah condong ke barat dan langit menjadi berwarna lembayung.

Suasana romantis itu tampaknya tetap bertahan hingga kini di Pantai Tasik Harjo. Kendati tempat wisata tersebut saat ini tinggal puing-puingnya, pantai Tasik Harjo yang secara administratif masuk  wilayah Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu itu, masih banyak dikunjungi, terutama pasangan muda-mudi.
“ Kalau hari minggu atau hari libur yang datang malah lebih banyak, Mas. Bisa mencapai ratusan,” ujar Supatmi (47), seorang pemilik kedai di Pantai Tasik Harjo, saat kotatuban.com berkunjung, Minggu (9/1).
Supatmi menuturkan, Wisata Pantai Tasik Harjo dulu bahkan menjadi maskot kota Tuban. Luasnya mencapai 8-10 hektar dengan panjang sekitar 200 meter dari garis terluar pantai. Namun abrasi yang tak terbendung menyebabkan luasnya kian menyusut sepanjang waktu.
Puncaknya, pada saat terjadi gerhana matahai total bulan September 1983, air laut pasang melibas habis tempat wisata tersebut. “ Saya dulu kerja di rumah makan, di situ dulu tempatnya,” kata Supatmi menunjuk puing-puing bekas bangunan yang berserakan di atas pasir.
Sejak itu, lanjut Supatmi, pantai Tasik harjo semakin tak terawat , hingga hanya menyisakan lahan seluar kurang dari satu hektar saat ini. Di atas lahan yang tersisa itulah Supatmi dan sejumlah rekan seprofesinya melanjutkan usahanya.
Tidak lagi ada rumah makan. Sebagai gantinya, Supatmi dan rekan-rekannya
membangun kedai-kedai yang menyuguhkan menu kelapa muda dan bermacam minuman dan makanan lainnya.

Untuk menarik minat pengunjung, Supatmi membangun gubuk di belakang kedainya, persis di bibir pantai. “ Dulu kan banyak gazebo di sepanjang pantai ini untuk duduk-duduk menikmati panorama laut. Lha sekarang sudah rusak
semua, saya ganti gubuk-gubuk ini,” kata Supatmi.

Dari kedainya itu, Supatmi mengaku memperoleh penghasilan rata-rata Rp 80 ribu per hari. Jika hari minggu atau hari libur malah bisa mencapai Rp 200-300 se hari. Sebab selain pengunjung lokal yang kebanyakan pasangan muda-mudi, para pengguna jalan baik yang dari arah Semarang menuju Surabaya atau sebaliknya, seringkali menyempatkan singgah di tempat itu untuk beristirahat.
Letak pantai Tasik Harjo yang berada persis di sisi jalur lintas Sumatera-Bali
memang cukup strategis sebenarnya. Kendati kini tak seindah 30 tahun lalu, masih banyak orang yang tertarik menikmati panoramanya, walau hanya sekedar singgah untuk melepas lelah lantaran menempuh perjalanan jauh.

Hariyanto (42), pengunjung yang mengaku berasal dari Malang mengatakan, dari sekian tempat beristirahat di sepanjang jalur Pantura, pantai Tasik Harjo
termasuk tempat paling favorit.

Menurutnya, selain berada persis di sisi jalan raya, Pantai Tasik Harjo menyediakan tempat yang luas untuk bermain anak-anaknya. “ Anak-anak senang kalau mampir ke sini. Mereka bisa bermain pasir sepuasnya, mandi di laut sepuasnya,” kata Hariyanto.
Sayangnya, kata Hariyanto, pantai Tasikharjo kurang terawat, terutama
kebersihannya. Selain itu, tidak tersedia fasilitas cukup untuk keperluan
pengunjung. “ Di sini toiletnya nggak ada. Susah kalau mau buang air. Itu
buruknya,” ujar Hariyanto.

Karena sudah tidak lagi berwujud tempat wisata, singgah ke Pantai Tasik Harjo tak perlu membayar tiket masuk.  Parkir pun tidak dipungut retribusi, kecuali pada hari-hari tertentu saat pengunjung benar-benar banyak. “ Saat mudik dan arus balik lebaran selalu kebanjiran pengunjung. Untuk ketertiban dan keamanan, ya kita kenai retribusi parkirnya,” Kata Sugiyanto (39), warga setempat.
Sugiyanto sendiri berharap tempat itu dibangun kembali menjadi tempat wisata sehingga bisa lebih bisa memberi keuntungan ekonomis pada warga sekitar. “ Kalau dalam keadaan rusak begini saja pengunjungnya masih buanyak, apalagi kalau dibangun lebih baik lagi,” ujarnya berharap.
Informasi yang didapat dari Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban, memang ada rencana menghidupkan kembali Wisata Pantai Tasik Harjo. Kepala Bidang Pariwisata Dinas tersebut, Abd.  Chafidz, mengatakan, Pantai Tasik Harjo telah ditetapkan sebagai lahan konservasi pantai.
Realisasinya, pantai tersebut akan disulap menjadi hutan kota dan diperluas areanya. Namun kapan pastinya pelaksanaan pembangunan hutan kota itu, Chafidz mengaku tidak tahu.

Tidak ada komentar: